KALIMAT YANG BAIK TEPAT DAN SANTUN
Indikator
1. Mengidentifikasi kalimat yang komunikatif tetapi tidak cermat dilihat dari kaidah bahasa,nalar,dan ketersampaian pesan .
2. Mengidentifikasi kalimat yang komunikatif tetapi tidak cermat.
3. Menggunakan kalimat yang komunikatif,cermat,dan santun dalam pembicaraan
Tujuan pembelajaran pada pertemuan ke 1
1. Menjelaskan kalimat yang baik , tepat ,dan santun.
2. Memilih kata dan bentukan kata yang baik dan efektif dalam berbicara.
3. Menyebutkan syarat kalimat yang baik .
4. Membuat kalimat yang baik .
5. Mengidentifikasi kalimat yang komunikatif tetapi tidak cermat.
6. Menyebutkan penyebab ketidakcermatan kalimat.
7. Membenarkan kalimat yang komunikatif tetapi tidak cermat sehingga menjadi kalimat yang baik.
A. Pilihan kata dan bentukan kata dalam berbicara
Kalimat
yang baik dan tepat adalah kalimat efektif .Kalimat efektif adalah
kalimat yang tersusun secara cermat sesuai kaidah gramatikal bahasa dan
mudah dicerna.Disamping cermat kalimatnya juga komunikatif artinya
pengungkapannya sesuai dengan maksud yang ingin diutarakan,tidak salah
nalar,serta logis. Ada kalimat yang secara gramatikal sudah
memenuhi syarat , namun sulit diterima oleh akal,ada juga yang secara
gramatikal tak sesuai , namun sudah dapat dipahami . Kalimat juga harus
mengandung pengertian yang jelas agar penyimak atau pembaca dapat
memahaminya dengan baik.
Syarat kalimat yang baik adalah
1. Sesuai kaidah gramatikal bahasa Indonesia.
2. Penalarannya logis.
3. Maksudnya jelas,tidak mengandung pengertian ganda.
Perhatikan contoh kalimat berikut
a. Yanti menulis surat lamaran pekerjaan.
b. Siswa SMK itu makan daun-daunan.
c. Pada grafik di atas memperlihatkan bahwa lebih banyak siswa SMK yang mendapatkan pekerjaan daripada menganggur.
d. Surat lamaran pekerjaan yang sudah diterima agar segera dibuatkan surat balasannya.
B. KALIMAT YANG KOMUNIKATIF TETAPI TIDAK CERMAT
Ketidakcermatan kalimat dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu :
1. Ketidaklengkapan unsur-unsurnya.
Sebuah kalimat akan mudah dipahami jika unsur – unsur pembangunnya lengkap dan mewakili makna yang ingin disampaikan .
Perhatikan contoh dibawah ini :
- Di ruang kelas itu , beberapa siswa sedang mengerjakan tugas pelajaran bahasa Indonesia .
Bandingkan dengan kalimat berikut :
- Warga Meruya Selatan menghajar penyusup pertemuan warga dengan komisi II DPR.
( Kalimat ini terasa kurang lengkap karena tidak ada predikat setelah kata penyusup,lebih jelas lagi jika kalimatnya : Warga Meruya Selatan menghajar penyusup yang masuk ke pertemuan warga dengan komisi II DPR )
2. Ketidaktepatan penempatan unsur – unsurnya.
Penggunaan unsur yang tidak tepat dan sesuai dengan kedudukannya membuat kalimat sulit dicerna dan dipahami .
Perhatikan contoh dibawah ini :
a. Malaysia sebelum
mengadakan persetujuan bersama dengan Indonesia tentang peristilahan
telah mempunyai aturan sendiri,seperti yang telah digariskan oleh
Universitas Malaysia.
( kalimat diatas terganggu oleh penempatan klausa atau
keterangan mengadakan persetujuan bersama dengan Indonesia tentang
peristilahan seharusnya ditempatkan sebelum subyek Malaysia.sehingga
menjadi
Sebelum
mengadakan persetujuan bersama dengan Indonesia tentang peristilahan ,
Malaysia telah mempunyai aturan sendiri,seperti yang telah digariskan
oleh Universitas Malaysia).
b. Selanjutnya saya akan jelaskan pentingnya bahasa bagi manusia.
Jadi, kita harus lestarikan bahasa – bahasa daerah itu sebaik-baiknya .
Bandingkan dengan kalimat berikut :
Selanjutnya akan saya jelaskan pentingnya bahasa bagi manusia.
Jadi, harus kita lestarikan bahasa – bahasa daerah itu sebaik-baiknya .
(
keterangan aspek seperti akan,belum,telah,masih,sedang dan
sebagainya,tidak boleh disisipkan pada kata kerja pasif yang berupa
ikatan erat antara subyek dan pokok kata kerjanya.
3. Penggunaan unsur – unsur kalimat yang berlebihan.
Ketidakefektifan
sebuah kalimat dapat terjadi karena penggunaan unsur – unsur yang
berlebihan . Unsur yang berlebihan bisa berupa pengulangan kata yang sama maknanya,dapat juga berupa penggunaan kata tugas yang tidak perlu.
a. Para hadirin saya persilakan duduk kembali.( Hadirin saya persilakan untuk duduk kembali)
b. Bagi mahasiswa yang belum melunasi uang kuliah harap segera menghubungi bagian pendidikan. ( Mahasiswa yang belum melunasi uang kuliah harap segera menghubungi bagian pendidikan).
4. Pilhan katanya tidak tepat
1. Kita harus mendapatkan solusi yang terbaik daripada rapat ini .
2. Ramuan jamu ciptaannya meledak dipasaran.
3. Ia merasa paling pintar sendiri di tengah keluarganya.
Bandingkan dengan kalimat berikut :
Kita harus mendapatkan jalan keluar yang terbaik dalam rapat ini.
Ramuan jamu buatannya laku keras dipasaran.
Ia merasa paling pintar di antara anggota keluarganya .
Tes Kompetensi Sempurnakan kalimat dibawah ini.
1. Diperbaikinya jalan membuat jalur transportasi ke desa tersebut menjadi lancar.
2. Pembaca setelah selesai melakukan kegiatannya dapat menangkap dan merasakan ide-ide yang dikemukakan oleh pengarang buku itu .
3. Jadi,kita harus lestarikan bahasa – bahasa daerah itu sebaik-baiknya.
4. Di dalam karangan ini masih banyak kesalahan-kesalahan ejaan .
5. Ramuan jamu ciptaannya meledak dipasaran.
6. Dia merasa dirinya yang paling pintar sendiri .
Tujuan pembelajaran pada pertemuan ke 2
1. Mengidentifikasi kalimat yang cermat tetapi tidak komunikatif.
2. Menyebutkan penyebab kalimat yang tidak komunikatif.
3. Membenarkan kalimat yang tidak komunikatif.
4. Membuat kalimat yang komunikatif dan cermat.
5. Menggunakan kalimat yang efektif dan santun dalam suatu pembicaraan.
C. KALIMAT YANG CERMAT TETAPI TIDAK KOMUNIKATIF
Kalimat yang diungkapkan oleh pembaca secara gramatikal kemungkinan sudah tepat,tetapi karena diuraikan dengan panjang lebar menjadi tidak komunikatif. Kalimat yang cermat tetapi tidak komunikatif disebabkan karena
1. Kalimat terlalu luas.
Kalimat
yang terlalu luas atau kalimat yang berbentuk kalimat majemuk sering
kali ditemukan dalam bentuk pengungkapan secara lisan maupun bentuk
tulisan.Kalimat panjang ini terkadang mengaburkan informasi yang
sesungguhnya akan disampaikan karena terlalu banyak penjelasan kata yang
bercabang.Meskipun penyusunannya tidak menyalahi kaidah,namun maksudnya
tidak bisa ditangkap secara utuh.
Contoh Kalimat terlalu luas.
Bahasa
Indonesia yang dalam Undang-Undang Dasar 1945,Bab XV,Pasal 36
dinyatakan sebagai Bahasa Negara telah meletakkan dasar yang kuat dan
resmi bagi pemakaian bahasa Indonesia,baik sebagai bahasa perhubungan
pada tingkat nasional maupun sebagai bahasa resmi kenegaraan.
Bandingkan dengan kalimat berikut :
Menurut UUD 1945,Bab XV ,Pasal 36 ,Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara.Hal ini menjadi dasar yang kuat dan resmi bagi pemakainya sebagai bahasa perhubungan secara nasional dan bahasa resmi kenegaraan.
2. Kalimat yang terperinci tetapi sudah umum.
Pengungkapan
kalimat terkadang menjadi panjang karena diperinci dengan
penjelasan-penjelasan yang sebenarnya sudah tersirat dalam makna
katanya,yang secara umum orang sudah memahaminya sehingga terkesan
dipanjang-panjangkan.
Contoh kalimat yang terperinci tetapi sudah umum.
- Tuti memakai rok abu-abu dan baju berwarna putih yang dibagian sakunya terdapat logo OSIS.
Tuti memakai seragam sekolahnya.
- Ibu memasukkan telur ayam yang sudah dipecahkan ke dalam sebuah wajan yang minyaknya sudah mendidih.
Ibu menggoreng telur ayam.
3. Uraian kalimat terlalu sederhana
Uraian gagasan dalam kalimat yang terlalu pendek atau sederhana juga dapat mengaburkan pesan atau informasi serta gagasan tersebut.Bentuk kalimat yang pendek – pendek cenderung kaku dan banyak pengulangan .
Contoh uraian kalimat terlalu sederhana
- Sudah
lama pak karto berjualan bakso.Bakso Pak Karto sangat disukai
pembeli.Bakso Pak Karto Murah.Bakso pak Karto ter buat dari daging
asli.Daging bakso Pak Karto Daging sapi.Rasanya enak sekali.Bakso Pak
Karto sudah terkenal di daerah tempat tinggalnya.Pak Karto dan Bu Karto sangat senang.Penghasilan dari jualan bakso bertambah.
Bandingkan dengan kalimat berikut .
- Sudah lama pak karto berjualan bakso.Bakso Pak Karto sangat disukai pembeli karena murah, terbuat dari daging sapi asli,dan rasanya enak sekali.Bakso Pak Karto sudah terkenal di daerah itu.Pak Karto istrinya sangat senang sebab penghasilan dari jualan baksonya bertambah.
4. Kalimat tidak logis.
Ada
model kalimat yang diucapkan atau ditulis oleh seseorang dengan tetap
mengindahkan kaidah bahasanya namun tidak komunikatif karena secara
penalaran tidak benar dan bisa menimbulkan salah pengertian.
Contoh kalimat tidak logis.
- Siapa yang merasa kehilangan jam tangan dapat diambil dikantor TU.
- Siapa yang memiliki telepon seluler agar segera dimatikan.
Bandingkan dengan kalimat berikut :
- Siapa yang merasa kehilangan jam tangan dapat mengambilnya di kantor TU.
- Siapa yang memiliki telepon seluler agar mematikan teleponnya.
D. PENGGUNAAN KALIMAT YANG EFEKTF DAN SANTUN
Penyampaian
pesan dalam kegiatan berbahasa harus memperhatikan penggunaan kalimat
secara santun.Penyampaian kalimat yang santun didasarkan oleh pemilihan
kata yang baku dan yang
bernilai rasa.Untu mengutarakan kalimat secara santun ,pembicara harus
dapat memilih dan menggunakan kata yang bernilai rasa bagus dan halus
serta sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat pembicaraan dilakukan.
Contoh :
-. Menjawab surat Saudara tertanggal 1 Mei 2007 Nomor 23 / PT .28.I /C.07 ,dengan ini kami beritahukan bahwa ..
Bandingkan dengan
- Membalas surat Anda tanggal 1 Mei 2007 Nomor 23 / PT .28.I /C.07 ,maka kami beritahukan mengenai …..( lebih efektif dan lebih santun )
- Sepanjang pengetahuan kami ,belum ada karyawan yang mengajukan pengunduran diri.
Bandingkan dengan
- Sepanjang yang kami ketahui tentang hal itu ,belum ada karyawan yang mengajukan pengunduran diri.
( lebih efektif dan lebih santun )
KESIMPULAN
1. Dalam
berkomunikasi seseorang melakukan aktivitas menyampaikan pesan atau
infoemasi kepada lawan bicara melalui rangkaian kalimat yang mewakili
maksud yang ingin disampaikan. Pemilihan unsur yang baik,tepat , dan
santun diperlukan agar komunikasi dapat berjalan dengan baik dan
efektif.
2. Kalimat
yang komunikatif tidak selamanya baik dan tepat karena kadang –kadang
mengandung ketidakcermatan. Ketidakcermatan kalimat bisa
disebabkan oleh ketidaklengkapan unsur – unsurnya, ketidaktepatan
penempatyan unsur-unsurnya, penggunaan unsur- unsur kalimat yang
berlebihan, maupun pilihan kata yang tidak tepat.
3. Kalimat
yang cermat tidak selamanya komunikatif. Ketidakkomunikatifan sebuah
kalimat dapat terjadi karena kalimat yang digunakan terlalu luas atau
berbentuk kalimat majemuk kompleks,kalimat yang terperinci yang
terperinci tetapi pengertiannya secara umum sudah diketahui, uraian
kalimat yang terlalu sederhana, maupun kalimatnya tidak logis.
4. Penyampaian
kalimat yang santun tidak sekedar didasarkan oleh pemilihan kata yang
baku, tetapi juga kata yang bernilai rasa dan halus serta sesuai dengan
situasi dan kondisi saat pembicaraan dilakukan .
0 komentar:
Posting Komentar